budaya seringkali mempengaruhi struktur serta desain suatu bangunan. tak heran apabila desain atau bentuk bangunan di setiap daerahnya berbeda beda. hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti sejarah, keadaan tanah , dan sebagainya. sebagai contoh, bangunan minang yang biasanya memiliki bentuk atap yang lancip atau tinggi.
Berdasarkan unsur-unsur estetik Minangkabau itu dikenal bentuk seni ukir tradisional Minangkabau dalam tiga pola yang diambil dari alam sabagai berikut. Pertama, pola tepi atau ukuran pinggir dari satu atau dua unsur seperti motif itiak pulang patang, bada mudiak, dan ula gerang. Fungsi dan ruang letak motif tersebut adalah sebagai motif pinggir dan mendampingi motif besar.
dan tak disangka ternyata ada maksud tersendiri dalam membuat bentukan atap yang lancip tersebut. sebuah studi di universitas swasta mengatakan bahwa atap Rumah Gadang melengkung tajam seperti bentuk tanduk kerbau yang sisinya melengkung ke dalam. Sedangkan bagian tengahnya rendah seperti perahu dan secara estetika merupakan komposisi yang dinamis sehingga dapat meredam sedikit dari frekuensi gempa.
Di samping sebagai tempat tinggal, Rumah Gadang juga digunakan sebagai tempat musyawarah keluarga. Rumah tersebut juga digunakan untuk tempat mengadakan upacara-upacara, pewarisan nilai-nilai adat, dan reprsentasi budaya matrilineal.
tentunya rumah gadang memiliki ciri tersendiri dibandingkan dengan rumah adat daerah lainnya..
Minggu, 03 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar